Oleh:
Suwardi
Staf Pengajar Jurusan Tanah, Fak. Pertanian, IPB
Jl. Raya Pajajaran Bogor
ABSTRAK
Zeolit merupakan bahan galian tambang yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak tahun delapan puluhan. Mula-mula zeolit diperkenalkan oleh Pusat Penelitian Teknologi Mineral (PPTM) Bandung meskipun sebenarnya telah ada penelitian sebelum periode tersebut oleh Balai Besar Industri Kimia (BBIK) sebagai bahan untuk penjernih air. Sebelum periode itu, zeolit hanya dikenal sebagai batu tempel berwarna kehijauan untuk hiasan dinding. Sampai saat ini, penggunaan zeolit masih sangat terbatas karena keterbatasan pengetahuan tentang sifat-sifatnya. Penggunaan zeolit didasarkan atas sifat-sifat yang dimilikinya baik sifat mineralogi, kimia, dan fisika. Sifat-sifat tersebut termasuk jenis dan kadar zeolit, struktur mineral, kapasitas tukar kation (KTK), kemampuan menjerap ion amonium, gas amoniak dan air. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan zeolit secara optimal perlu memahami sifat-sifat tersebut dan kemudian mengeksploitasinya untuk kegunaan yang spesifik.
Usaha untuk memasyarakatkan zeolit telah dilakukan dengan berbagai cara oleh berbagai fihak. Demonstrasi di lalan petani, mengadakan seminar-seminar, memberikan ceramah, menulis artikel di majalah atau koran, dll merupakan beberapa cara untuk memasyarakatkan zeolit. Pada tahun 1999, para pengusaha zeolit telah membentuk asosiasi zeolit Indonesia (ASZEOTA) yang berkoordinasi dalam hal pemasaran zeolit. Para peneliti dari perguruan tinggi, lembaga riset, industriawan dan pemerhati zeolit juga telah membentuk Ikatan Zeolit Indonesia (IZI). Ikatan tersebut secara periodik melakukan seminar secara pada tingkat nasional dan internasional. Dari penelitian ilmiah di lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi, maka terbitlah SK Menteri Pertanian No. 07/Kpts/Mentan/Bimas/XII/1998 tanggat 9 Desember 1998 dan Dirjen Tanaman Pangan & Hortikultura No. PR.130.760.11.1998 tanggal 26 November 1998 yang telah menyetujui zeolit sebagai bahan amelioran.
Potensi zeolit di Indonesia sangat besar karena Indonesia dilalui gugusan gunung berapi. Zeolit terbentuk dari abu volkanik yang telah mengendap jutaan tahun yang silam. Tidak kurang dari 50 lokasi telah diketahui mengandung mineral zeolit yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Deposit zeolit yang telah ditambang baru terkonsentrasi di Sumatera dan Jawa, antara lain di daerah Lampung, Bayah, Cikembar, Nanggung, Nagreg, Cikalong, Cipatujah, dan Malang. Sifat-sifat zeolit dari berbagai deposit sangat bervariasi tergantung dari jenis dan kadar mineral zeolit. Secara umum zeolit dari Lampung, Tasikmalaya dan Malang merupakan deposit yang jumlahnya besar dengan berkualitas tinggi. Diperkirakan produksi zeolit di Indonesia saat ini sebanyak 100.000 ton pertahun dihasilkan oleh sekitar 20 perusahaan. Perusahaan zeolit utama adalah PT. Kurnia, PT. Wonder Zeolite, PT. Minatama Mineral Perdana, PT Zeoprima, PT. Putra Drajad.
Proses pengolahan zeolit terdiri dari (1) penggalian (excavating), (2) penggerusan (crushing), pengeringan (drying), penghalusan (milling), pengayakan (sieving), dan pengepakan (packaging). Umumnya penggalian masih dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal. Para pengusaha menggunakan Penggerusan dilakukan dengan
Sebagian besar digunakan untuk bidang pertanian dan lingkungan khususnya untuk campuran pupuk dan penjernih air pada kolam/tambak udang dan ikan.
Zeolit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di bidang industri, pertanian, perikanan, peternakan, perlindungan lingkungan, dll. Untuk proses industri zeolit dapat berfungsi sebagai bahan desikan, senyawa penukar ion, filter dan katalis. Di bidang pertanian zeolit digunakan sebagai bahan amelioran, campuran pupuk, bahan media tumbuh tanaman. Sedangkan untuk bidang lingkungan zeolit dapat digunakan sebagai bahan untuk penjernih air tambak, bahan penjernih limbah industri, dan industri nuklir. Di negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat, zeolit telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan industri, bidang konservasi energi, penanggulangan pencemaran air, dan pertanian. Sebagai contoh, Jepang, pada tahun 1990 memproduksi sekitar 150 ribu ton zeolit, separuh di antaranya digunakan di bidang pertanian (Minato, 1994).